Kampanye Anda Kreatif Kami Tidak Golput

Image result for pemilu 2019

website untuk caleg - Awalannya tidaklah terlalu saya hiraukan, tapi semakin lama panorama di tugu simpang lima membuat tanaman dari sana tidak tampak oleh mata saya. Manakah bunga-bunga itu? rupanya bunga itu tidak terlihat tertutupi oleh bendera-bendera partai yang begitu mencolok. Hampir tiap-tiap jalan protokol berkibar bendera-bendera partai. Jika yang berkibar ialah bendera merah-putih saya dapat maklum bahkan juga bangga dapat menumbuhkan semangat nasionalisme. Celakanya yang banyak berkibar ialah bendera berwarna merah, oranye, kuning, hijau, dan sebagainya. Itu baru bendera, belum juga gambar beberapa calon legislatif (caleg). Betul-betul begitu mengganggu kenyamanan mata.

Mendekati Pemilu 2014 iklan-iklan caleg berada di mana-mana. Tetapi sayangnya iklan mereka bukannya menarik simpati tetapi justru memetik kecaman. Itu karena disebabkan iklan-iklan caleg dipasang asal-asalan serta begitu mengotori muka kota.

Tempat publik yang semestinya jadi penyegar mata justeru dikotori dengan gambar-gambar caleg yang mengobral janji. Pohon, tiang, tembok, bahkan juga jembatan jadi objek penempelan gambar kampanye caleg. Bukan sekedar mengganggu keindahan kota, atribut beberapa caleg ini dapat mengakibatkan kerusakan pohon-pohon itu, bagaimana tidak, konon mereka menempelkannya lewat cara memaku gambar itu. Bila pohon-pohon itu dapat bicara mungkin saja telah berteriak “Jangan melekat gambar kamu di tempat ini wahai Caleg nakal!”. Walau sebenarnya Komisi Berdiri sendiri Penentuan (KIP) Propinsi Aceh melarang beberapa peserta pemilu 2014 atau calon legislatif menempatkan atribut kampanye yang mengganggu keindahan kota. Sejumlah besar caleg lebih suka pada menempatkan atribut kampanye di pohon, menurut mereka karena lebih praktis, walau hal tersebut tidak mematuhi ketentuan. Batat and kloe pritt.

Dari banyaknya caleg yang nakal terdapat beberapa juga caleg yang baik bahkan juga kreatif dalam kampanye. Mendekati 9 April, beberapa caleg lakukan beberapa langkah untuk menarik nada. Diantaranya lakukan kampanye lewat media internet untuk menarik pemilih muda. Bersamaan dengan perubahan zaman serta pesatnya perkembangan pemakai internet di Indonesia, kampanye kreatif jadi pilihan terunggul jika dibanding lewat cara tradisonal yang sudah usang, menghimpun massa, iring-iringan kendaraan yang menggangu pemakai jalan yang efeknya bisa jadi negatif. Bikin materi iklan dengan cost tinggi akan tetapi akhirnya tidak bisa diukur, pengerahan tim sukses dengan cost operasional yang tinggi sekali bahkan juga menghasilkan bahan kampanye yang tidak lama lagi bisa menjadi sampah: berbentuk baliho, banner serta bendera.

Media internet ialah alat kampaye sangat praktis serta murah. Internet jadi media kampanye beberapa caleg yang pandai. Tak perlu keluarkan kocek banyak, cukup hanya membuat account saja. Memakai media tv serta radio kemahalan, mengapa tidak memakai media youtube yang jelas-jelas dapat di saksikan gratis oleh siapapun. Youtube dapat dipakai untuk memposting film edukasi maupun film unik, lucu yang didalamnya berisi unsur-unsur kampaye. Langkah tersebut begitu disukai oleh penduduk terpenting pemilih muda. Juga bisa dengan memakai media rekekaman kampaye lantas di format ke mp3 kemudian di sharing ke Facebook, BBM, WeChat serta WhatApp. Kebanyakan orang dapat mengaksesnya. Murah, meriah serta elegan. Sasarannya jelas, biayanya juga murah daripada dengan baliho, banner serta poster yang pasti sekali habiskan banyak dana serta tentunya akan menggotori muka kota.

Mesti di akui, kampaye memakai media internet ada kelemahannya, tidak semua kelompok dapat mengaksesnya, cuma kelompok terdidik serta anak muda saja yang akan terjamah oleh media ini tidak dengan mak-mak di kampung yang tidak memahami dengan internet. Agar juga mereka tidak memahami Internet akan tetapi mereka miliki anak serta anak mereka tentu pemakai internet di mana info kampaye caleg itu juga bakal sampai ke mak-mak itu.

Selain memakai media internet, beberapa caleg dapat juga memakai media berjalan. Salah satunya media berjalan itu berbentuk pin atau gantungan kunci. Mengapa pin serta gantungan kunci? Pin umum digunakan oleh beberapa kelompok terpenting anak muda. Sedang gantungan kunci banyak dipakai untuk gantungan kunci sepeda motor, rumah dan tas. Tentu saja ini semua bisa menjadi media promo berjalan yang kreatif serta berlainan dari sekedar hanya membagi kartu nama, selebaran, ataupun kalender. Sedang mobil serta becak berposter caleg, topi, kaos, payung, termasuk juga media promo berjalan, memang efisien tapi hargan per unit nya tergolang mahal.

Data Komisi Penentuan Umum (KPU) tunjukkan jumlahnya pemilih pemuda di Indonesia yang memiliki hak pilih sampai 40 sampai 42 %. Angka ini begitu bertindak dalam pelaksanaan pemilu. Beberapa pemuda akan manfaatkan hak pilihnya pada pemilu 2014 yang akan datang daripada mesti golput.

Komentar